Kamis, 24 April 2008

Mana Bisa Maju, Klo Orang Tua Menyusahkan Anaknya

Sangat disayangkan, bilamana era sekarang ini, orang tua belum mensejahterakan anaknya sendiri, janganlah bermimpi untuk mensejahterkan orang lain dengan mengatasnamakan "sebesar-besar kemakmuran rakyat".

Apa yang saya maksud kesejahteraan untuk anak adalah tiada lain HAK yang harus diterima, malah disimpan (bukan ditabung) dengan alasan yang tidak masuk akal. Katanya, Ibu sudah ada dijenjang tinggi di lembaga ini, tapi kok masih merenggut HAK yang seharusnya diterima oleh anak ibu, malahan ibu kurang lebih 3 tahun lagi mengakhiri tugasnya di lembaga ini. Sangat disayangkan bila akhir-akhir tugas ibu, malah berbuat zalim ke anak ibu. Benarkah sebuah pepatah "Ladang yang semakin akan kutinggalkan, akan kuusahakan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, sekalipun itu diperoleh dengan jalan HARAM".

Sebenarnya hanya ibu yang berbuat demikian, orang yang merasakan bagaimana anak dikandung, bagaimana menyusui anak, kok malah ibu yang menzalimi. Malah bapak sangat perhatian, hanya saja kesibukan bapak, sehingga bapak melimpahkan ke ibu akan masalah ini.

Sudah 2 bulan saya tidak dinafkahi, padahal HAK itu milik saya, apa kesalahan anakmu ini. Sebenarnya ibu yang berada nun jauh disana, anakmu ini telah membencimu, bahkan ingin membunuhmu karena kezaliman yang ibu perbuat, tapi apa daya tangan tak sampai, hanya bisa mengukirkan dengan kata-kata di atas kertas putih.

Anakmu ini sudah sangat merasakan, sulitnya hidup tanpa HAK yang seharusnya diterima, jadi tolonglah anakmu ini. Wahai orang tua kami yang lain yang berada di Kota Besar Indonesia, tegurlah orang tua kami di kejauhan sana, agar HAK itu dapat saya nikmati bersama cucumu ini dan bapak cucumu ini.