Rabu, 09 Juli 2008

Dimanakah Letak Mutu suatu Pendidikan

Usai sudah perhelatan panjang bagi mereka yang duduk di bangku SMU, SLTP, SD dan yang sederajat. Mereka mengakhiri pendidikan disana dengan ujian yang hanya dilaksanakan oleh beberapa hari. Dibandingkan dengan menimba ilmu paling tidak selama 3 (tiga) tahun lamanya, ditentukan dengan ujian yang dikatakan dengan UAN.

Banyak suka cita yang muncul, yang lulus umumnya dirayakan dengan hura-hura, mencorat-coret baju, konvoi, bahkan mengganggu fasilitas umum yang seharusnya mereka menghargai itu karena semuanya adalah milik orangtua mereka. Bagi mereka yang tidak lulus, pelariannya adalah sedih bahkan menghujat "mengapa pendidikan 3 tahun lamanya, hanya dinilai berdasarkan hasil UAN, tidak adil.....!". Mereka berkata begitu karena prestasi di sekolah tidak didapatkan.

Tengoklah mereka yang tidak berhasil melalui UAN dengan menggembirakan, mengapa mereka demikian?
  • tidak cerdaskah mereka?
  • seringkah meninggalkan pelajaran di sekolah alias bolos?
  • salah pergaulankah mereka?
  • pas-pasankah IQ mereka?
  • melanggarkah mereka?
  • ulah tenaga pengajar kah karena faktor yang tidak wajar?
Mereka tidak boleh disalahkan dengan hanya melihat profil mereka, pendidikan seseorang juga berpengaruh pada mutu pendidikan yang diemban oleh sekolah mereka. Mulai dari tahap penerimaan siswa, metode pengajaran, guru/dosen pengajar, sarana pendidikan, dll.

Misalnya dalam tahap penerimaan, bersyukurlah bagi mereka yang berhasil lulus dengan nilai baik, kepuasan terletak pada siswa itu sendiri karena pembuktian kemampuan yang dimilikinya dan kepuasaan bahkan kebanggaan dari sekolah karena memiliki siswa yang cerdas. Tetapi ada juga yang berhasil lulus dengan nilai yang tidak baik, mereka berhasil karena berbagai faktor kecurangan.

Kesimpulannya, sekolah atau lembaga pendidikan lainnya yang banyak memiliki siswa "perpanjangan studi" alias tidak lulus, tengoklah kembali sistem penerimaan calon siswa, tidak boleh ada kecurangan jika mutu sekolah ingin dicapai, tidak ada lagi faktor kekeluargaan, faktor duit, faktor anak pejabat, dan faktor lain yang akan semakin memperpuruk citra sekolah.

JIKA INGIN MEMILIKI SISWA YANG BERINTELEKTUAL TINGGI, MULAILAH PADA SISTEM PENERIMAANNYA, PENILAIAN MEREKA HANYA OLEH ORANG-ORANG YANG MEMILIKI INTELEKTUAL TINGGI.